Bayi sering mengalami masalah kulit karena kelenjar
minyaknya masih belum berkembang sempurna. Ini biasanya akan membaik di
usia sekitar 3-4 bulanan, dan bisa sampai 6 bulan. Gangguan kulit pada
bayi di Indonesia yang paling umum diantaranya ruam popok dan biang
keringat. Mungkin karena faktor cuaca juga. Tapi selain dua ini masih
ada lagi beberapa gangguan lain, seperti kerak kepala dan ruam susu.
1. Ruam Popok (Diaper Rash/Ammoniacal Dermatitis)
Ruam popok umumnya terjadi karena terlambat mengganti popok
ketika bayi pup. Pup bayi bersifat lebih asam ketimbang pipisnya. Itu
sebabnya ruam popok lebih sering terjadi pada bayi ketika frekuensi pup
lebih sering ketimbang biasanya. Alergi terhadap satu merk diaper juga bisa jadi sebab. Ini juga dialami anak saya. Maksud hati ganti diaper yang kabarnya daya tampungnya paling kuat, eh ternyata malah jadinya ruam-ruam parah. Saya perhatikan diaper yang ada warna biru di pad-nya
juga lebih gampang bikin ruam ketimbang yang putih. Ruam popok pada
kondisi yang parah bisa menimbulkan semacam bintil kecil-kecil, melepuh
dan pecah. Kalau sudah pecah, maka akan rentan infeksi.
Penanganan:
- Rajin mengganti popok/diaper.
- Memberikan krim bayi anti ruam popok, terutama yang mengandung zinc juga bisa membantu. Kandungan zinc dalam krim bayi memang ditujukan untuk menahan air supaya ngga langsung kena kulit. Zinc bersifat water barrier.
- Bagian yang biasa tertutup diaper, diangin-anginkan sebentar sebelum dipakaikan diaper lagi. Jadi kulitnya sempat agak kering sebelum ketutup dan lembab lagi.
- Bila kondisi tidak membaik, dokter mungkin akan memberikan krim anti jamur bila dicurigai penyebabnya jamur atau krim antibiotik bila penyebabnya bakteri.
Waktu itu si Dellynn alias D2 sudah pernah dapet garamycin
dan elocon dari dokter. None works as expected. Akhirnya saya pake
Zwitsal baby cream with zinc aja. Eh malah keliatan membaik walau sampai
sembuh sama sekali membutuhkan waktu yang cukup lama. Gak papalah
ketimbang dihajar antibiotik dan steroid banyak juga malah nggak
membaik.
2. Biang Keringat (Heat Rash)
Biang keringat atau keringet buntet kalo orang Jawa bilang
terjadi karena proses pengeluaran minyak/keringat pada bayi belum
lancar. Jadi kalau kepanasan karena baju atau selimut yang terlalu tebal
atau berlapis-lapis, beda dengan orang dewasa yang bisa berkeringat,
bayi belum memiliki sistem untuk mengatur suhu tubuhnya. Akhirnya timbul
bintik-bintik kecil kemerahan.
Bintik-bintik ini akan berangsur hilang saat tubuh mulai mendingin. Mandi dengan air suam-suam kuku juga bisa membantu.
Perlu diwaspadai, ketika bayi kepanasan resiko SIDS (sudden infant death syndrome) jadi meningkat.
Penanganan:- Mandi air hangat atau seka air suam-suam kuku pada daerah yang berbintik-bintik.
- Jaga supaya bayi tidak kegerahan atau kepanasan. Baju tidak perlu berlapis-lapis, bahkan saat cuaca hujan. Cukup selapis dan lengan panjang saja. Tidak seperti yang dikhawatirkan, sebenarnya bayi cukup berpakaian biasa saja.
- Minyak telon juga tidak perlu karena fungsinya lebih penting ketika sakit perut, kembung atau agak kolik. Minyak telon selain hangatnya, baunya juga bisa meredakan sakit perut. Tapi kalo sudah biasa pakai tiap hari, malah jadi kebal dan ngga bikin sakit perut membaik.
3. Kerak Kepala (Cradle Cap/Infantile Seborrhoeic Eczema)
Penyebab kerak kepala belum bisa dipastikan. Tapi ada
beberapa yang berpendapat kalo salah satu sebabnya adalah sisa lemak
bayi yang masi terbawa setelah lahir. Kerak kepala mirip dengan ketombe
pada orang dewasa. Gangguan ini tidak berbahaya dan akan hilang dengan
sendirinya saat bayi berusia sekitar 6 bulan.
Penanganan:
- Jangan gunakan obat/sampo anti ketombe dewasa pada bayi.
- Gunakan sampo bayi, mineral oil, atau baby oil sambil dipijat. Kulit kering akan terlepas sendiri saat digosok lembut.
- Bila kedua cara tersebut tidak berhasil, mungkin dapat dikonsultasikan ke dokter.
4. Jerawat Bayi
Jerawat bayi umumnya timbul saat bayi berusia 3 atau 4
minggu. Biasanya timbul di pipi, dagu, atau dahi bayi berupa
bintik-bintik merah. Penyebabnya adalah sisa hormon yang masi terbawa
bayi dari rahim. Gangguan ini biasanya menghilang sendiri setelah bayi
berusia lebih dari 3 bulan.
Penanganan:- Sering membersihkan muka bayi dengan air hangat.
- Keringkan dengan seksama.
- Jangan memencet atau men-scrub jerawat karena akan menimbulkan iritasi yang lebih parah atau bahkan infeksi.
5. Kulit Kering
Kadang bayi mengalami kulit kering atau bersisik. Ini
biasanya terjadi di daerah punggung atau lengan, daerah yang biasa
berkeringat. Gangguan ini juga tidak berbahaya dan nantinya menghilang
dengan sendirinya saat bayi berusia 4-6 bulan.
Penanganan:- Rajin mengelap kulit yang berkeringat dengan kain/handuk kering. Jangan menunggu keringat kering sendiri.
- Pada bagian yang bersisik, oleskan baby lotion.
- Saat memandikan, gosok lembut kulit yang kering. Biasanya sebagian akan luruh bersama sabun dan air.
6. Eksim (Eczema/Dermatitis Atopic)
Dermatitis atopik (DA) cirinya berwarna merah, bersisik,
kering, dan gatal. Umumnya yang terkena adalah bagian-bagian lipatan
kulit seperti lekukan lengan ato belakang lutut. Namun bisa juga timbul
di muka sekitar mulut dan pipi. Gangguan ini hilang timbul, dan bisa
diperparah cuaca dingin atau kering.
Banyak anggapan bahwa kondisi ini disebabkan oleh air susu ibu yang
terkena kulit sensitif bayi sehingga menimbulkan iritasi, namun anggapan
ini tidak benar. Pada bayi ASI, iritasi tersebut bisa timbul karena
bayi alergi terhadap makanan yang dikonsumsi ibunya
Penyebab dermatitis atopik belum diketahui secara jelas.
Namun gangguan ini cenderung menurun, sehingga diperkirakan berkaitan
dengan alergi. Pada kebanyakan anak, makin besar makin berkurang/jarang
keluhan ini. Tapi bagi sebagian orang akan tetap terbawa sampai dewasa.
Penanganan:- Hindari pemicu, misalnya dengan rajin membersihkan debu dan tungau.
- Pada keluhan yang ringan bisa diredakan dengan pelembab kulit, sabun lembut, dan melembabkan udara (dengan menguapi kamar misalnya).
- Pada keluhan yang berat akan diresepkan krim kortikosteriod dan obat anti gatal.