Makanan pokok terbaik dan paling lengkap kandungan gizinya bisa
dipastikan yaitu air susu ibu (ASI). Selain karena mengandung zat anti
infeksi (IgA) yang dibutuhkan bayi, ASI memiliki keunggulan lain yaitu selalu
tersedia dalam keadaan segar serta dengan suhu yang sesuai dengan suhu tubuh.
Namun bagi bayi di atas usia 4
bulan hanya ASI saja tidaklah cukup. Pemberian ASI sebaiknya dibarengi dengan
pemberian makanan tambahan berupa makanan pendamping ASI (MP-ASI),
hingga anak berusia 2 tahun. Hal ini karena produksi ASI hingga bayi berusia 4
bulan, 700-800 cc atau berkisar 500-600 kalori perhari. Jumlah kalori ini
sangat tidak cukup bagi bayi yang umumnya pada usia 4 bulan memiliki berat
badan sekitar 6 kg.
Namun demikian memilih makanan
bayi tidak boleh sembarangan. Makanan bayi harus disesuaikan dengan
kebutuhannya sehari-hari, karena makanan ini akan digunakan untuk tumbuh
kembang, aktifitas, metabolisme basal, serta guna mengganti sel-sel yang rusak.
Kebutuhan makanan tambahan
bayi ini masih tergantung lagi pada umur, berat badan, keadaan gigi geligi,
kemampuan pencernaan, selera, dan kedaaan bayi bila sakit. Pemenuhan kebutuhan
tentunya juga harus disesuaikan dengan ketersediaan bahan pangan tersebut di
suatu tempat serta keadaan ekonomi keluarga.
Makanan pendamping ASI
Setelah bayi berusia 4 bulan,
memang perlu dipikirkan serta diteliti makan tambahan apa yang tepat baginya.
Makanan tambahan ASI (MP-ASI) itu tidak lain berupa : buah-buahan, biskuit, bubur
susu, dan nasi tim. Tetapi tidak jarang ibu memberi MPASI terlalu dini. Maka
yang terjadi, produksi ASI tersia-siakan, sebab bayi sudah kekenyangan dengan
makanan tambahan itu. Ia hanya mau minuman
ASI sedikit.
Karena itulah, dianjurkan
memberi makan tambahan setelah bayi berusisa 4 bulan. Sebabnya tak lain
enzim-enzim pencernaan yang berguna untuk mencerna makanan itu baru terbentuk
dengan sempurna pada usia 4 bulan ke atas. Apalagi, setelah bayi berusia 4
bulan, berat badannya dan aktivitasnya bertambah, maka kebutuhannya akan gizi
bertambah.
MPASI yang hendak diperkenalkan
pada bayi, sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit untuk membentuk selera bayi
terhadap makan baru itu. Pemberiannya pun pada saat bayi dalam keadaan lapar
dan tidak sedang dalam mengalami gangguan pencernaan seperti
mencret-mecret misalnya.
Adapun makanan kecil yang dapat
diberikan pada bayi setelah berusia 4 bulan, misalnya biskuit yang dibuat dari
tepung terigu atau kue-kue dari tepung beras. Bisa juga diberikan roti dan
agar-agar.
Selain makanan kecil, bayi juga
membutuhkan buah-buahan yang dianggap tepat. Pisang ambon yang matang, dikerok
dengan sendok kecil lalu dihaluskan. Boleh juga tomat segar, diseduh dengan air
panas, lalu diperas dan saring, bila rasanya agak asam, bisa diberikan
glukosa/glucolin 1-2 sendok kecil. Begitu pula, dengan jeruk. Setelah diperas
dan disaring boleh ditambahkan glukosa bila agak masam. Tetapi harus diberi
tambahan air matang hingga perbandingan menjadi 1 : 1.
Sedang cara memberikan buah
pepaya, alpukat dan apel, haluskan dengan cara diblender serta beri tambahan
air dengan perbandingan 1 : 1. Tetapi, bila air pepaya terlalu kental, dapat
juga dicampur dengan perasan air jeruk. Untuk alpukat, sebaiknya diberi
campuran susu dan glukosa.
Makan tambahan bayi sebetulnya,
tak lain berupa makanan peralihan dari ASI ke nasi. Tetapi memang, mula-mula
yang diberikan, beras dalam bentuk tepung. Seperti susu atau tepung beras merah
dan putih.
Makanan saat bayi tumbuh
gigi
Bayi akan tumbuh giginya pada
usia antara 5-7 bulan. Pada saat itu, makanan pertama adalah makanan lumat,
yaitu bubur susu terbuat dari tepung (beras) atau harvermout dicampur susu dan
gula. Antara usia 6-7 bulan, sajian makan bisa berupa nasi tim atau bubur nasi
campur. Namun memang sebaiknya, nasi tim diberi setelah disaring lebih dulu.
Campurannya bisa saja lemak ayam/air kaldu dan sayuran berupa wortel, labu
kuning, tomat dan bayam. Dan begitu anak menginjak usia 10 bulan, nasi tim tak
perlu disaring lagi, tetapi dihaluskan sedikit agar mudah ditelan.
Lauk campuran itu sebenarnya
bisa juga berupa, kepiting, udang dan kerang. Tapi kalau anak alergi terhadap
makanan tersebut, memang sebaiknya jangan diberikan. Namun pada umumnya, tak
ada makanan pantangan bagi bayi.
Hal lain yang perlu diperhatikan
bahwa makan bayi harus dijauhkan dari pemberian bumbu yang merangsang,
seperti cabai, untuk menghindari anak dari diare.
Lebih lanjut, makanan
yang diberikan sebaiknya memang yang mudah dicerna, seperti buah-buahan, es
krim, susu. Sedangkan makanan yang berserat seperti sayuran memang sukar
dicernakan, namun masih ada gunanya juga, yaitu memudahkan buang air besar.
Pada
hakekatnya, untuk tumbuh kembang yang baik, bayi memerlukan menu seimbang
dengan perincian, hidrat arang (karbohidrat) 40-70 %, protein 15% dan lemak
15-25%.