Pemicu otitis media efusi adalah pilek 
(common colds atau influenza), yang menyebabkan saluran antara hidung 
dengan telinga “mampet”. Akibatnya cairan pun terperangkap di rongga 
telinga tengah.
Bayi memang lebih berisiko mengalami 
infeksi telinga tengah, karena anatomi tuba eustachius-nya (saluran yang
 menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang tenggorokan) yang 
masih relatif mendatar. Selain itu, menyusu sambil berbaring juga dapat 
meningkatkan risiko infeksi telinga tengah.
Pada balita, gejala infeksi telinga 
ditunjukkan oleh kebiasaan menarik-narik atau memegang-megang telinga. 
Namun, terlepas dari gejala di atas, infeksi telinga bisa saja tidak 
menunjukkan tanda-tanda apapun.
Telinga kita terdiri dari tiga bagian 
yaitu bagian luar, tengah, dan dalam. Bagian tengah telinga adalah 
bagian yang terletak tepat di belakang gendang telinga kita. Pada 
telinga tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yang berguna untuk 
mengtransmisikan suara dan saluran eustachius yang menghubungkan ruang 
tengah dengan daerah di belakang hidung.
Penggunaan dot yang tidak benar dapat 
menyebabkan infeksi telinga. Dot yang baik seharusnya bekerja menyerupai
 fungsi puting susu ibu di mana air yang keluar tergantung pada anak 
yang sedang menyusu. Saat anak menyedot, susu yang keluar akan ditelan 
oleh anak. Sedangkan pada saat anak berhenti menyedot, susu tidak akan 
keluar.
Bila dot kurang baik, masalah muncul 
jika susu tetap keluar walaupun anak tidak menyedot, misalnya karena 
tertidur. Di sisi lain, saat anak tidur otot-ototnya menjadi rileks, 
termasuk otot yang menyusun saluran eustachius sehingga saluran tersebut
 terbuka. Nah, susu yang tetap keluar tadi bisa-bisa bukannya tertelan, 
namun masuk ke dalam saluran eustachius dan memenuhi rongga pada telinga
 tengah. Hal ini mungkin terjadi, apalagi pada anak yang menyusu botol 
dalam keadaan berbaring.
Cairan yang terkumpul di telinga tengah 
kemudian dapat menjadi media infeksi bakteri. Selain itu, adanya cairan 
di belakang gendang telinga akan mengganggu proses transmisi suara. 
Akibatnya, anak menjadi sulit mendengar. Fungsi telinga dapat kembali 
normal apabila cairan tersebut dibuang.
Sebagai pencegahan, jangan biasakan anak
 untuk minum susu botol sambil berbaring. Lebih baik lagi bila pemakaian
 dot dihentikan sedini mungkin. Bila memang harus menggunakan botol, 
gunakan dot yang bekerja menyerupai puting ibu di mana susu hanya akan 
keluar bila anak menyedot. Selain itu, posisikan balita seperti saat ibu
 memberikan ASI secara langsung.
Penting bagi para ibu untuk menjaga 
kesehatan telinga anak mengingat anak-anak rentan sekali terhadap 
penyakit. Gangguan apapun pada fungsi telinga dapat memengaruhi proses 
belajar anak, apalagi untuk anak usia sekolah. Bila dibiarkan, infeksi 
telinga dapat menyebabkan anak menderita tuli permanen. Bila ibu 
mencurigai adanya masalah telinga pada anak, segera periksakan ke dokter
 THT terdekat.
![[edit lirik]](http://1.bp.blogspot.com/-4396t5rHYxU/UWjsy4N84zI/AAAAAAAAAm4/9anCqNYkxzA/s1600/editxl.png)