KENALI GEJALA-GEJALA BATUK PILEK BAYI YANG BERBAHAYA

KENALI GEJALA-GEJALA BATUK PILEK BAYI YANG BERBAHAYA

[edit lirik]

Kenali Gejala-gejala Batuk Pilek Bayi Yang Berbahaya

batuk pilek bayiNyonya Santi cemas melihat Ari anaknya yang baru berumur dua tahun, panas dan napasnya cepat. Selama empat hari, Ari batuk pilek. Santi ingin sekali segera membawa anaknya ke rumah sakit. Beberapa saat napas Ari  terdengar tidak memburu dan terengah-engah lagi, hal ini membuat Santi sedikit lega. Namun alangkah terkejutnya ketika di dalam perjalanan ke rumah sakit, napas Ari semakin melemah, dan kemudian menghembuskan napas terakhir di pelukan ibunya.
Batuk pilek seperti dialami almarhum Ari, cukup sering terjadi. Penyakit yang dikenal sebagai flu ini memang dapat menyerang siapa saja, dari bayi sampai manula. Batuk dan pilek ini tidak bisa diabaikan begitu saja karena jika tak diobati secara sempurna dapat menyebabkan radang paru atau pneumonia. Penyakit inilah yang sering menjadi penyebab kematian pada bayi.
Menurut survei Depkes RI 2006, batuk pilek  merupakan salah satu dari empat penyebab utama kematian bayi (disamping tetanus, gangguan perintal dan diare). Keempat penyebab kematian bayi itu telah merenggut 879.000 bayi atau dua pertiga dari seluruh kematian bayi pada tahun 2006. Kematian bayi disebabkan pneumonia atau yang dikenal juga dengan istilah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut) saja diperkirakan mencapai 14,4%.
Batuk pilek yang berbahaya 


gizi-ibu-balitaSetiap keluarga tentu ingin mendapatkan keturunan yang sehat dan normal, untuk dapat meneruskan generasi keluarganya. Kelahiran seorang anak yang sehat dan normal sangat erat kaitannya dengan kondisi sang ibu. Seorang ibu yang sedang hamil atau ketika menyusui harus sangat memperhatikan kondisi ketercukupan gizinya supaya buah hatinya  juga terpenuhi gizinya.
Seorang ibu sudah selayaknya mendapatkan zat gizi yang lebih banyak karena ia bukan hanya harus memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi bagi dirinya saja, namun juga bagi bayinya. Kalau makanan yang dikonsumsi oleh ibu terbatas, atau bahkan kurang, maka sangat berisiko bagi diri dan bayinya.
Begitu juga untuk pemenuhan kebutuhan gizi anak ketika masa kritis tumbuh kembangnya. Ada beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian orangtua secara seksama agar pertumbuhan mereka sehat dan normal sesuai harapan.
Kebutuhan gizi ibu hamil
Jenis kebutuhan gizi pada masa kehamilan tergantung pada usia kehamilan. Pada minggu kedua sampai kedelapan, sebagian organ bayi seperti jantung, ginjal dan paru-paru sudah mulai terbentuk. Tambahan gizi dalam bentuk vitamin dan mineral sangat diperlukan. Kekurangan vitamin A, riboflavin, vitamin B6, dan vitamin B2 bisa menyebabkan terjadinya kelainan cacat bawaan.
Mulai minggu kedepalan sampai kelahiran, diperlukan tambahan nutrisi khususnya dalam bentuk kalori dan protein. Pada masa ini janin tumbuh dengan cepat dan calon ibu pun membutuhkan cadangan kalori untuk persiapan kelahiran dan produksi air susu ibu (ASI).
Kekurangan gizi ibu hamil bisa menyebabkan bayi lahir kecil, mudah sakit-sakitan, dan mempengaruhi kecerdasannya. Wanita hamil membutuhkan kalori lebih banyak dari kebutuhan normal. Kebutuhan normal sehari sekitar 2.200 kalori, dan pada masa hamil diperlukan tambahan sebanyak 300 kalori.
Kebutuhan kalori bagi wanita hamil itu bisa dipenuhi misalnya dengan beras 350 gram, daging 200 gram, tempe 100 gram, telur 50 gram, kacang hijau 25 gram, sayuran 250 gram, buah 200 gram, minyak 25 gram, gula 25 gram dan susu 250 cc.
Gizi untuk ibu menyusui
Ibu menyusui memerlukan, kalori, protein dan mineral dan vitamin yang tinggi. Semua itu diperlukan untuk produksi ASI dan menjaga kesahatan ibu. Seorang ibu menyusui rata-rata menghasilkan 800 ml ASI sehari, yang mengandung sekitar 600 kalori. Untuk itu, seorang ibu yang menyusui membutuhkan tambahan sebesar sekitar 800 kalori, atau rata-rata 3.000 kalori sehari.
Kebutuhan ini bisa dipenuhi dengan beras 400 gram, daging 200 gram, telur 50 gram, tempe 100 gram, kacang hijau 25 gram, sayuran 300 gram, buah 200 gram, minyak 25 gram, gula pasir 25 gram, dan susu 500 cc atau sebanyak dua gelas.
Ibu menyusui memerlukan protein tambahan sekitar 25 gram sehari. Protein itu bisa diperoleh dari 100 gram daging dan satu gelas susu. Daging bisa diganti dengan ayam, hati, ikan, tahu tempe atau kacang-kacangan.
Selain itu ia membutuhkan tambahan kalsium sekitar 0,5 gram dan zat besi 5 gram sehari. Kalsium bisa diperoleh dari susu, sayuran hijau, dan ikan teri smentara zat besi terdapat  antara lain dalam daging, hati, kuning telur, sayuran hijau dan kacang-kacangan.
Ibu menyusui juga membutuhkan ekstra vitamin. Antara lain vitamin A yang terdapat dalam susu, keju, mentega, hati, minyak ikan. Vitamin B yang terdapat dalam beras tumbuk, kacang hijau, kacang tanah, tempe, telur, ikan, susu dan sayuran hijau. Sedang kebutuhan vitamin C bisa dipenuhi dari sayuran, terutama sayuran hijau, buah seperti jeruk, pepaya dan jambu biji.
Gizi untuk balita
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi, para ahli nurisi menyarankan sampai usia tiga bulan sebaiknya bayi hanya diberi ASI saja (ASI eksklusif). Setelah usia itu, makanan bayi bisa ditambah dengan buah yang dicairkan dengan air masak, disamping tetap diberi ASI sesering mungkin.
Untuk yang berusia antara empat sampai enam bulan, bisa mulai diperkenalkan dengan makanan lumat, misalnya bubur tepung, bubur encer disaring ditambah dengan sayuran, dan lauk pauk yang juga disaring. Ketika bayi berumur tujuh sampai 12 bulan, sebaiknya diberi makan lembek antara lain berupa nasi tim, bubur campur, dan nasi lembek. Ketika anak sudah berusia di atas satu tahun, bisa diberi makan seperti orang dewasa, tatapi tidak pedas.
Pemberian makan pelengkap bayi sebaiknya dimulai sedikit demi sedikit, dan diberikan pada waktu bayi sedang lapar. Makanan pelengkap itu sebaiknya juga diperkenalkan satu persatu, sampai anak benar-benar dapat menerima makan tersebut.
Pada masa balita, karena pertumbuhan fisik dan mental anak – terutama sel-sel otak  yang cepat- ia membutuhkan zat pembangun dan pengatur, antara lain terdapat dalam ikan, daging, telur, susu, kacang-kacangan, tempe, sayuran berwarna hijau, sayuran berwarna kuning jingga seperti wortel, tomat, buah berwarna kuning.
Anak juga memerlukan tambahan sumber tenaga untuk aktivitasnya, yang bisa diperoleh dari beras, kentang, roti, makaroni, mie, tepung-tepungan, gula dan minyak. Untuk mengetahui apakah makanan yang diberikan sudah mencukupi kebutuhan anak, dapat dilihat dari perkembangan berat badannya. (cp/kmp)
Namun tidak semua batuk pilek pada bayi berbahaya. Orangtua harus bisa membedakannya. Sebenarnya tidak sulit mengenal dan menangani batuk pilek yang berbahaya pada bayi. Kuncinya, ada lima yang harus dilakukan:
 1.  Orangtua jangan panik, namun juga jangan mengabaikan. Tetaplah tenang dan waspada.
2.    Tenangkan bayi yang akan diperiksa
3.   Setelah bayi tenang, bukalah pakainnya sehingga terlihat jelas. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur atau dipangku.
4.  Tentukan, bayi bernapas cepat atau tidak, Caranya hitunglah frekuensi napasnya selama satu menit penuh. Gunakan pengatur waktu atau jam. Lihatlah pergerakan napas pada bagian dada atau perut. Sekali lagi hitung penuh selama satu menit. Bila ragu, ulangi sampai pas waktunya.
Mengingat frekuensi napas bayi dan anak berbeda, maka dalam menentukan napas cepat, tergantung pada golongan umur. Kriteria napas cepat menurut umur tersbut yaitu:
  • kurang dari 2 bulan : 60 x per menit atau lebih
  • 2 – 12 bulan : 50 x per menit atau lebih
  • 1 – 5 tahun : 40 x per menit atau lebih
Bila ditemukan napas cepat, kemungkinan besar bayi terserang ISPA. Dalam hal ini bayi harus segera dibawa ke dokter. Adakalanya penilaian napas cepat  tidak dapat dilalukan, keadaan ini disebabkan bayi sudah letih bernapas, sehingga napasnya melambat
5.  Bayi atau anak normal menarik napas, dada dan perutnya akan bergerak keluar. Hal ini berbeda pada bayi yang terserang ISPA. Bayi yang terserang ISPA akan  bernapas dengan menggunakan tenaga yang lebih besar dari biasanya. Akibatnya, di dinding dada bagian bawah akan tampak tertarik ke dalam.
Khususnya pada bayi sehat berumur kurang dari 2 bulan, akibat tulang dadanya masih lunak, sering terlihat tarikan dinding dada ke dalam yang tidak kuat. Pada bayi berumur kurang dari 2 bulan, tanda ISPA baru bisa ditegaskan bila jelas ada tarikan dinding ke dalam yang kuat.
Adanya tanda cepat dan atau tarikan di dinding dada ke dalam, merupakan isyarat bayi terserang pneumonia. Segaralah bawa bayi ke dokter atau rumah sakit terdekat. Pada kondisi demikian, bayi sangat memerlukan bantuan oksigen, cairan tubuh tambahan, dan juga obat-obatan yang kesemuanya harus diberikan secara cepat. Dalam situasi demikian tak ada satu alasan pun untuk menunda pengobatan.
Tanda bahaya lain
Selain pneumonia, batuk pilek juga dapat menyebabkan gangguan fatal lain. Apalagi bila keadan gizinya kurang. Lahir dengan berat badan lebih rendah atau kurang dari 2.500 gram, tidak mendapatkan ASI, sedang diare atau terserang penyakit infeksi lain.
Selain faktor bayi, ibu juga mempunyai andil yang tidak kecil pada kematian bayi. Faktor pada ibu itu antara lain;  ibu dibawah 20 tahun atau diatas 35 tahun., status kurang gizi,  jarak kelahiran pendek, ibu perokok, kelahiran di luar pernikahan, perceraian atau kematian salah satu orangtua, tidak memanfaatkan pelayanan kesejahteraan ibu dan anak (KIA), anemia saat kehamilan, komplikasi kehamilan/persalinan, dan sebagainya.
Meskipun demikian, sesungguhnya penyakit perenggut nyawa bayi ini dapat dicegah dengan imunisasi lengkap, memberikan ASI saja sampai berumur dua tahun, menimbang bayi secara teratur serta siap memberikan oralit bila bayi mencret. Dan paling utama, persiapkanlah kehamilan dan kelahiran dengan benar.