Keunggulan dan keistimewaan Air Susu Ibu (ASI) sebagai nutrisi untuk
bayi sudah tidak diragukan lagi. Masyarakat luas khususnya kaum ibu
telah paham benar kegunaan dan manfaat ASI, berbagai tulisan yang
membahas masalah ASI telah banyak dipublikasi. Dalam makalah ini akan
dibahas nilai nutrisi yang terkandung dalam ASI dan keunggulannya
dibanding nutrisi lain untuk bayi, dengan demikian diharapkan para ibu
akan lebih percaya diri dalam memberikan ASI kepada bayinya.
Seperti halnya nutrisi pada umumnya, ASI mengandung komponen makro
dan mikro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat,
protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin & mineral.
Air susu ibu hampir 90%nya terdiri dari air. Volume dan komposisi
nutrien ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi.
Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui
(kolostrum, ASI transisi, ASI matang dan ASI pada saat penyapihan).
Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang menyusui juga
berbeda. Kolostrum yang diproduksi antara hari 1-5 menyusui kaya akan
zat gizi terutama protein.
ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu (laktosa). ASI
yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (prematur)
mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI
yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat
penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya
kelenjar payudara. Walapun kadar protein, laktosa, dan nutrien yang
larut dalam air sama pada setiap kali periode menyusui, tetapi kadar
lemak meningkat.
Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap
waktu menyusui dengan jumlah berkisar antara 450 -1200 ml dengan rerata
antara 750-850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang
mempunyai status gizi buruk dapat menurun sampai jumlah hanya 100-200 ml
per hari.
Komposisi
ASI mengandung air sebanyak 87.5%, oleh karena itu bayi yang mendapat
cukup ASI tidak perlu lagi mendapat tambahan air walaupun berada di
tempat yang mempunyai suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai dengan
saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental dibandingkan
ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada bayi yang
mendapat susu formula.
Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai
salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam
ASI hampir 2 kali lipat dibanding laktosa yang ditemukan pada susu sapi
atau susu formula. Namun demikian angka kejadian diare yang disebabkan
karena tidak dapat mencerna laktosa (intoleransi laktosa) jarang
ditemukan pada bayi yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan karena
penyerapan laktosa ASI lebih baik dibanding laktosa susu sapi atau susu
formula. Kadar karbohidrat dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi
jumlahnya meningkat terutama laktosa pada ASI transisi (7-14 hari
setelah melahirkan). Sesudah melewati masa ini maka kadar karbohidrat
ASI relatif stabil.
Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan
protein yang terdapat dalam susu sapi. Protein dalam ASI dan susu sapi
terdiri dari protein whey dan Casein. Protein dalam ASI lebih banyak
terdiri dari protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi,
sedangkan susu sapi lebih banyak mengandung protein Casein yang lebih
sulit dicerna oleh usus bayi. Jumlah protein Casein yang terdapat dalam
ASI hanya 30% dibanding susu sapi yang mengandung protein ini dalam
jumlah tinggi (80%). Disamping itu, beta laktoglobulin yaitu fraksi dari
protein whey yang banyak terdapat di protein susu sapi tidak terdapat
dalam ASI. Beta laktoglobulin ini merupakan jenis protein yang potensial
menyebabkan alergi.
Kualitas protein ASI juga lebih baik dibanding susu sapi yang
terlihat dari profil asam amino (unit yang membentuk protein). ASI
mempunyai jenis asam amino yang lebih lengkap dibandingkan susu sapi.
Salah satu contohnya adalah asam amino taurin; asam amino ini hanya
ditemukan dalam jumlah sedikit di dalam susu sapi. Taurin diperkirakan
mempunyai peran pada perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan
dalam jumlah cukup tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.
Taurin ini sangat dibutuhkan oleh bayi prematur, karena kemampuan bayi
prematur untuk membentuk protein ini sangat rendah.
ASI juga kaya akan nukleotida (kelompok berbagai jenis senyawa
organik yang tersusun dari 3 jenis yaitu basa nitrogen, karbohidrat, dan
fosfat) dibanding dengan susu sapi yang mempunyai zat gizi ini dalam
jumlah sedikit. Disamping itu kualitas nukleotida ASI juga lebih baik
dibanding susu sapi. Nukleotida ini mempunyai peran dalam meningkatkan
pertumbuhan dan kematangan usus, merangsang pertumbuhan bakteri baik
dalam usus dan meningkatkan penyerapan besi dan daya tahan tubuh.
Lemak
Kadar lemak dalam ASI lebih tinggi dibanding dengan susu sapi dan
susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat selama masa bayi. Terdapat beberapa
perbedaan antara profil lemak yang ditemukan dalam ASI dan susu sapi
atau susu formula. Lemak omega 3 dan omega 6 yang berperan pada
perkembangan otak bayi banyak ditemukan dalam ASI. Disamping itu ASI
juga mengandung banyak asam lemak rantai panjang diantaranya asam
dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA) yang berperan terhadap
perkembangan jaringan saraf dan retina mata.
Susu sapi tidak mengadung kedua komponen ini, oleh karena itu hampir
terhadap semua susu formula ditambahkan DHA dan ARA ini. Tetapi perlu
diingat bahwa sumber DHA & ARA yang ditambahkan ke dalam susu
formula tentunya tidak sebaik yang terdapat dalam ASI. Jumlah lemak
total di dalam kolostrum lebih sedikit dibandingkan ASI matang, tetapi
mempunyai persentasi asam lemak rantai panjang yang tinggi.
ASI mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang dibanding
susu sapi yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Seperti kita
ketahui konsumsi asam lemah jenuh dalam jumlah banyak dan lama tidak
baik untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Karnitin
Karnitin ini mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang
diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. ASI mengandung kadar
karnitin yang tinggi terutama pada 3 minggu pertama menyusui, bahkan di
dalam kolostrum kadar karnitin ini lebih tinggi lagi. Konsentrasi
karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang
mendapat susu formula.
Vitamin
Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi
sebagai faktor pembekuan. Kadar vitamin K ASI hanya seperempatnya kadar
dalam susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk terjadi
perdarahan, walapun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu
pada bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam
bentuk suntikan.
Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. Hal
ini tidak perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari
maka bayi akan mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar
matahari. Sehingga pemberian ASI eksklusif ditambah dengan membiarkan
bayi terpapar pada sinar matahari pagi akan mencegah bayi menderita
penyakit tulang karena kekurangan vitamin D.
Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding
sel darah merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya
kekurangan darah (anemia hemolitik). Keuntungan ASI adalah kandungan
vitamin E nya tinggi terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal.
Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan. ASI
mengandung dalam jumlah tinggi tidak saja vitamin A dan tetapi juga
bahan bakunya yaitu beta karoten. Hal ini salah satu yang menerangkan
mengapa bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan
tubuh yang baik.
Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air seperti vitamin B, asam
folat, vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu
berpengaruh terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan
B2 cukup tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat
mungkin rendah pada ibu dengan gizi kurang. Karena vitamin B6 dibutuhkan
pada tahap awal perkembangan sistim syaraf maka pada ibu yang menyusui
perlu ditambahkan vitamin ini. Sedangkan untuk vitamin B12 cukup di
dapat dari makanan sehari-hari, kecuali ibu menyusui yang vegetarian.
Mineral
Tidak seperti vitamin, kadar mineral dalam ASI tidak begitu
dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi ibu dan tidak pula dipengaruhi
oleh status gizi ibu. Mineral di dalam ASI mempunyai kualitas yang lebih
baik dan lebih mudah diserap dibandingkan dengan mineral yang terdapat
di dalam susu sapi.
Mineral utama yang terdapat di dalam ASI adalah kalsium yang
mempunyai fungsi untuk pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi
jaringan saraf dan pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium ASI lebih
rendah dari susu sapi, tapi tingkat penyerapannya lebih besar.
Penyerapan kalsium ini dipengaruhi oleh kadar fosfor, magnesium, vitamin
D dan lemak. Perbedaan kadar mineral dan jenis lemak diatas yang
menyebabkan perbedaan tingkat penyerapan. Kekurangan kadar kalsium darah
dan kejang otot lebih banyak ditemukan pada bayi yang mendapat susu
formula dibandingkan bayi yang mendapat ASI.
Kandungan zat besi baik di dalam ASI maupun susu formula keduanya
rendah serta bervariasi. Namun bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko
yang lebih kecil utnuk mengalami kekurangan zat besi dibanding dengan
bayi yang mendapat susu formula. Hal ini disebabkan karena zat besi yang
berasal dari ASI lebih mudah diserap, yaitu 20-50% dibandingkan hanya 4
-7% pada susu formula. Keadaan ini tidak perlu dikuatirkan karena
dengan pemberian makanan padat yang mengandung zat besi mulai usia 6
bulan masalah kekurangan zat besi ini dapat diatasi.
Mineral zinc dibutuhkan oleh tubuh karena merupakan mineral yang
banyak membantu berbagai proses metabolisme di dalam tubuh. Salah satu
penyakit yang disebabkan oleh kekurangan mineral ini adalah
acrodermatitis enterophatica dengan gejala kemerahan di kulit, diare
kronis, gelisah dan gagal tumbuh. Kadar zincASI menurun cepat dalam
waktu 3 bulan menyusui. Seperti halnya zat besi kandungan mineral zink
ASI juga lebih rendah dari susu formula, tetapi tingkat penyerapan lebih
baik. Penyerapan zinc terdapat di dalam ASI, susu sapi dan susu formula
berturut-turut 60%, 43-50% dan 27-32%. Mineral yang juga tinggi
kadarnya dalam ASI dibandingkan susu formula adalah selenium, yang
sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan cepat.
ASI dan perkembangan ketrampilan makan
Bayi mengalami pengalaman pertama tentang rasa makanan sejak masih
dalam kandungan. Rasa cairan ketuban berubah-ubah bergantung jenis
makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Rasa dari makanan yang dikonsumsi oleh
ibu selama kehamilan di salurkan ke cairan ketuban yang tidak hanya
dirasakan oleh janin tetapi juga meningkatkan penerimaan dan kenikmatan
bayi pada saat masa penyapihan ASI. Kemampuan bayi untuk mengetahui dan
menerima rasa dan selera berkembang setelah lahir. Oleh karena itu
pengalaman pertama terhadap rasa dan selera mempunyai dampak terhadap
penerimaan rasa dan selera pada masa bayi dan anak. Telah diketahui
sejak lama bahwa bayi yang terpapar dengan rasa dalam ASI akan
meningkatkan penerimaan rasa tersebut sehingga mempercepat keberhasilan
penyapihan. Beberapa bayi yang mendapat ASI lebih dapat menerima
sayur-sayuran pada pemberian pertama dibandingkan dengan bayi yang
mendapat susu formula. Anak yang diberikan ASI paling sedikit 6 bulan
juga lebih jarang mengalami kesulitan makan (picky eaters), sepanjang
cara pemberian ASInya benar.